• Minoritas di Tanah Kelahiran😭

    Setelah lepas dari persekutuan gereja, Kristen Koptik tetap menjadi agama terbesar di Mesir. Malahan, tidak hanya tumbuh dan berkembang di Mesir, ajaran Kristen Koptik mampu melebarkan sayapnya ke daerah Afrika lainnya serta ke daerah Timur Tengah yang mendominasi dan menciptakan denominasi Gereja Ortodoks Oriental.

    Namun, sayangnya semua itu tak bertahan lama. Pada abad ke-7, tepatnya rentang tahun 616 hingga 626, Mesir dijajah Persia.
    Dan mulai tahun 642, bangsa Arab menguasai Mesir sekaligus mengislamkan seluruh negeri.

    Menurut Ken Perry, bangsa Arab semula tampak tak sekejam bangsa Persia yang pernah menindas umat Koptik.
    Segera setelah Arab menguasai Mesir, umat Koptik kembali bisa menjalani rutinitas seperti biasa. Tetapi waktu kemudian membuktikan bahwa Arab ternyata tak ada bedanya dengan Persia.
    “Mereka menerapkan hukum diskriminatif, merusak gereja, dan memenjarakan sang Patriark (uskup tertinggi dalam hierarki gereja),”
    Puncak penindasan bangsa Arab terhadap umat Kristen di Mesir kemudian terjadi pada masa pemerintahan Al-Hakim yang berlangsung pada tahun 996 sampai 1021.
    “Al-Hakim, menganiaya orang Kristen dengan berbagai macam cara: mempermalukan pakaian mereka, memalak harta benda mereka, merusak gereja, dan memaksa mereka masuk Islam.”

    Setelah itu, Islam terus menggempur Koptik nyaris tanpa jeda. Bahasa Koptik, bahasa mayoritas bangsa Mesir yang digunakan dalam ajaran Koptik, diganti dengan bahasa Arab.
    Pada masa Perang Salib, Katedral St. Markus di Aleksandria dihancurkan. dan puncaknya setelah Konstantinopel hancur dan Aleksandria gagal kembali bersekutu dengan Roma, Koptik pun mulai menjadi agama minoritas di Mesir.

    Setidaknya World Population Review mencatat: saat ini sekitar 90% penduduk Mesir beragama Islam, sementara penganut Kristen tak sampai 10%.

    Ironisnya, meski umat Koptik tinggal puing-puing dengan sikap diskriminatif yang dilakukan orang-orang Islam terhadap mereka tetap berlangsung hingga sekarang. Bom-bom sering kali meledak di gereja tepat pada saat umat koptik beribadah, Tempat yang dulunya menjadi pelindung Yesus itu justru jadi tempat mematikan bagi pengikutnya, banyak penganut Koptik yang melakukan emigrasi, tapi tak sedikit pula yang memilih tetap bertahan di Mesir sambil berharap Tuhan memanggil mereka sebagai Martir atau Tuhan akan mengangkat penderitaan mereka.

    اجعل المسيح رباً في قلبك وحياتك

Tidak Ada Jawaban

Bagikan opinimu

Ayo bagikan opini kamu sekarang dengan klik "Jawab Pertanyaan"